Rabu, 21 Maret 2012

Arti Sistem Perekonomian

A.  Arti Sistem

Banyak ahli diberbagai disiplin ilmu mengemukakan pendapatnya mengenai arti sistem. Namun, apapun definisinya suatu sistem diperlukan memiliki suatu ciri-ciri sebagai berikut (suroso, 1993) :
·         Setiap sistem memiliki tujuan
·         Setiap sistem mempunyai batas yang memisahkan dari lingkungan
·         Walaupun mempunyai batas, sistem tersebut bersifat terbuka, dalam arti berinteraksi juga dengan lingkungannya
·         Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem yang biasa juga disebut dengan bagian, unsure, atau komponen
·         Walaupun sistem tersebut terdiri dari beberapa komponen, bagian, atau unsure-unsur, tidak berarti bahwa sistem tersebut merupakan sekedar kumpulan dari bagian-bagian, unsure, atau komponen tersebut, melaikan merupakan suatu kebulatan yang utuh dan padu, atau memiliki sifat wholism
·         Terdapat saling hubungan dan ketergantungan baik dalam sistem intern itu sendiri, maupun antara sistem dengan lingkungan
·         Setiap sistem melakukan kegiatan atau proses transformasi atau proses mengubah masukan menjadi pengeluaran. Karena itulah maka sistem sering disebut juga sebagai processor atau transformator
·         Didalam setiap sistem terdapat mekanisme control dengan memanfaatkan tersedia umpan balik
·         Karena adanya mekanisme control itu maka sistem mempunyai kemampuan mengatur diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau keadaan secara otomatik
Dengan demikian, apakah yang dimaksud sistem ekonomi? Sistem ekonomi adalah suatu aturan dan tata cara untuk mengoordinasikan perilaku masyarakat (konsumen, produsen, pemerintah, dan sebagainya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi untuk mencapai suatu tujuan. Setiap negara mempunyai sistem perekonomian yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi selain oleh ideologi suatu bangsa juga dikarenakan perbedaan budaya dan pandangan politik di setiap negara. Sistem perekonomian yang dianut bangsa Indonesia berbeda dengan sistem perekonomian yang dianut negara Malaysia, Thailand, Australia, Inggris, Italia dan negara-negara di Afrika. Perbedaan-perbedaan sistem ekonomi tersebut.
Pada dasarnya mengarah pada tujuan-tujuan yang sama berikut ini :
·         Mencapai tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
·          Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
·          Mencapai kestabilan ekonomi dengan kesempatan kerja yang luas.
·          Mengurangi jumlah pengangguran.
·         Pemerataan pendapatan di antara berbagai golongan dan lapisan masyarakat.

B.   Perkembangan Sistem Perekonomian Pada Umumnya

Subsistem itulah sistem perekonomian yang terjadi pada awal peradaban manusia. Dengan karateristik perekonomian subsisten, orang melakukan kegiatan ekonomi dalam hal ini produksi hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau kelompoknya saja. Dengan kata lain pada saat itu orang belum terlalu berfikir untuk melakukan kegiatan ekonomi untuk pihak lain, apalagi demi keuntungan. Kalupun orang tersebut harus berhubungan dengan orang lain untuk mendapatkan barang lain, sifatnya adalah barter, untuk kepentingan masing-masing pihak.
Dengan semakin berkembangnya jumlah manusia beserta kebutuhannya, semakin dirasakan perlunya sistem perekonomian yang lebih teratur dan terencana. Sistem barter tidak lagi dapat dipertehankan, mengingat hambatan-hanbatan yang dihadapi, seperti :
·         Sulitnya mempertemukan dua atau lebih pihak yang memilik keinginan yang sama
·         Sulitnya menentukan nilai komoditi yang akan dipertukarkan
·         Sulitnya melakukan pembayaran yang tertunda
·         Sulitnya melakukan rtansaksi dengan jumlah besar
Dengan hambatan-hambatan yang terjadi tersebut, mulailah para cendekiawan memikirkan kembali system perekonomian lain yang lebih bermanfaat dan dapat digunakan oleh manusia. Hasil-hasil pemikiran para ahli itu adalah :
1.     Sistem Perekonomian Pasar (Liberalis / Kapitalisme)
Sistem ekonomi liberal disebut juga sistem ekonomi pasar bebas atau sistem ekonomi laissez faire. Sistem ekonomi liberal adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan sepenuhnya dalam segala bidang perekonomian kepada masing-masing individu untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Filsafat atau ideologi yang menjadi landasan kepada sistem ekonomi liberal adalah bahwa setiap unit pelaku kegiatan ekonomi diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang akan memberikan keuntungan kepada dirinya, maka pada waktu yang sama masyarakat akan memperoleh keuntungan juga. Dengan demikian setiap orang akan bebas bersaing dengan orang lain dalam bidang ekonomi.
Adam Smith dalam bukunya yang berjudul The Wealth of Nation (1776) juga menunjukkan bahwa kebebasan berusaha didorong oleh kepentingan ekonomi pribadi merupakan pendorong kuat menuju kemakmuran bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pasar bebas ini dapat menciptakan efisiensi yang cukup tinggi dalam mengatur kegiatan perekonomian. Mungkin kalian akan bertanya, bagaimanakah peran pemerintah dalam sistem ekonomi liberal? Pemerintah sama sekali tidak campur tangan dan tidak pula berusaha memengaruhi kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat. Seluruh sumber daya yang tersedia dimiliki dan dikuasai oleh anggota-anggota masyarakat dan mereka mempunyai kebebasan penuh untuk menentukan bagaimana sumber-sumber daya tersebut akan digunakan.
Ciri-ciri sistem ekonomi liberal berikut ini :
·         Setiap orang bebas memiliki alat-alat produksi.
·         Adanya kebebasan berusaha dan kebebasan bersaing.
·         Campur tangan pemerintah dibatasi.
·         Para produsen bebas menentukan apa dan berapa yang akan diproduksikan.
·         Harga-harga dibentuk di pasar bebas.
·         Produksi dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan laba serta semua kegiatan ekonomi didorong oleh prinsip laba.
Dasar bekerjanya sistem ini adalah adanya kegiatan invisible hand / tangan-tangan yang tidak kelihatan yang dicetuskan oleh ahli ekonomi Adam Smith. Dasar ini berasal dari paham kebebasan. Buku Adam Smith yang berjudul ‘The Theory of Sentiments’ menjadi kerangka moral bagi ide-ide ekonominya (1759). Paham kebebasan ini sejalan dengan pandangan ekonomi kaum klasik, dimana mereka menganut paham ‘Laissez Faire’ yang mengendaki kebebasan melakukan kegiatan ekonomi, dengan seminim mungkin camper tangan pemerintah.
Kaum klasik berpendapat seperti itu, karena mereka menganggap bahwa keseimbangan ekonomi / pasar akan tercipta dengan sendirinya. Mekanisme pasarlah yang mengaturnya, kekuatan permintaan penawaran-lah yang akan mewujudkannya. Dasar pemikiran kaum klasik tersebut adalah :
·         Hukum ‘SAY’, yang mengatakan bahwa setiap komoditi yang berproduksi, tentulah ada yang membutuhkannya. Dengan kaum ini para pengusaha / produsen tidak perlu khawatir bahwa barang dagangannya akan sisa,  karena berapapun yang ia produksi tentu akan digunakan oleh masyarakat.
·         Harga setiap komoditi bersifat fleksibel. Dengan demikian keseimbangan pasar selalu terjadi. Kalaupun terjadi ketidak seimbangan pasar (kekurangan atau kelebihan komoditi) itu hanya bersifat sementara, karena untuk selanjutnya keadaan tersebut akan kembali dalam kondisi seimbang (equilibrium). Sebagai contoh produksi melimpah, menyebabkan harga komoditi bersangkutan menjadi murah. Karena harga sekarang menjadi murah, masyarakat berbondong-bondang untuk membelinya sehingga komoditi tersebut berkurang secara dramatis. Dan karena komoditi yang ada sekarang menjadi sedikit maka harga akan naik kembali. Karena harga membaik, produsen akan meningkatkan produksinya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. karena produksi meningkat jumlah komoditi dipasar menjadi banyak sehingga perlahan-lahan harga bergerak turun, begitulah keadaan yang akan berlangsung. Dan dari dua keadaan tersebut akan mengarah terjadinya keseimbangan pasar. Dengan demikian pemerintah tidak perlu ikut dalam proses tersebut.
Jika demikian pemikirannya, selanjutnya apa tugas pemerintah? Menurut kaum klasik, tugas pemerintah adalah :
·         Mengelola kegiatan yang tidak efisien jika ditangani oleh pihak swasta, misalnya sebagai mengelola praja dan sejenisnya
·         Membantu memperlancarkan dan menciptakan kondisi yang mendukung kegiatan ekonomi yang sedang berlangsung. Sebagai contoh membangun prasarana jalan agar transportasi menjadi lancer, mengelurkan kebijaksanaan yang mendukung.
Dengan kondisi perekonomian yang semacam itu, pemerintah memiliki tiga tugas yang sangat penting (Suroso, 1993) yakni :
·         Berkewajiban melindumgi Negara dari kekerasan dan serangan Negara liberal lainnya
·         Melindungi setiap anggota masyarakat sejauh mungkin dari ketidak adilan atau penindasan oleh anggota masyarakat lainnya atau mendirikan badan hokum yang dapat diandalkan
·         Mendirikan dan memelihara beberapa institusi atau saran untuk umum yang tidak dapat dibuat oleh perorangan dikarenakan keuntungan yang di dapat darinya terlalu kecil sehingga tidak menutupi biayanya. Dengan perkataan lain di luar itu, kegiatan ekonominya diserahkan sepenuhnya kepada swasta
Dengan terjadinya resensi dunia sekitar pada tahun 1930-an, kejayaan system ini seakan-akan berakhir. Dari kejadian itulah kemudian mundul pandangan-pandangan untuk memperbaiki sistem ini. Diantara para ahli yang cukup teerkenal dan hingga sampai saat ini pandangannya masih relefan adalah J.M. Keynes yang antara lain berpendapat bahwa Negara yang merupakan suatu kekuatan diluar sistem liberalis ini haruslah ikut campur tangan dalam kegiatan ekonomi agar pekerjaan selalu tersedia bagai semua warganya.
            Secara umum karateristik sistem ekonomi liberal / kapitalisme adalah :
·         Faktor-faktor produksi (Tanah, modal, tenaga kerja, kewirausahawan)dimiliki dan dikuasau oleh pihak swasta
·         Pengambilan keputusan ekonomi bersifat desentralisasi, diserahkan kepada pemilik faktor produksi dan akan dikoordinir oleh mekanisme pasar yang berlaku
·         Rangsangan insentif atau umpan balik diberikan dalam bentuk utama materi sebagai sarana memotifasi para pelaku ekonomi

2.     Sistem Perekomonian Perencanaan (Etatisme/Sosialis)
Pencetus ide mengenai sistem ekonomi etatisme adalah Karl Max, yang diilhami dengan penderitaan kaum buruh yang terjadi saat itu, sebagai ulah para kaum kapitalis. Dalam sistem ini praktisi kegiatan ekonomi sepenuhnya diatur dibawah kendali Negara. System ini dapat kita lihat pada Negara-negara yang menganut faham komunisme, seperti Uni Sovyet. Tahap-tahap ide etatisme/komunisme yang sempat muncul adalah :
·         Tahap dimana prinsip ekonominya adalah “setiap orang memberikan (kepada masyarakat) menurut kemampuannya, dan setiap orang menerima sesuai dengan karyanya”
·         Tahap tersebut berkembang menjadi “setiap orang member sesuai dengan kemampuannya dan setiap orang menerima menurut kebutuhannya” dengan kata lain ‘distribusi menutur kebutuhannya’
Sistem sosialis sendiri terdiri dari :
1.      Sistem sosialis pasar, dengan karakteristik :
·         Faktor-faktor produksi dimiliki dan dikuasi oleh pihak pemerintah/Negara
·         Pengambilan keputusan ekonomi bersifat desentralisasi dengan dikoordinir oleh pasar
·         Rangsangan dan insentif diberikan berupa material dan moral, sebagai sarana motivasi bagi para pelaku ekonomi
2.      Sistem sosialis terencana (komunis), dengan karateristik :
·         Faktor-faktor produksi dimiliki dan dikuasai oleh pihak pemerintah/Negara
·         Pengambilan keputusan ekonomi bersifat sentralisasi dengan dikoordinir oleh pasar secara terencana
·         Rangsangan dan insentif diberikan berupa material dan moral, sebagai sarana motivasi bagi para pelaku ekonomi
Dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat dan tuntutan perekonomian internasional, tampaknya sistem sosialis terencana ini mulai ditinggalkan oleh penganutnya. Salah satu contoh adalah yang diawali oleh presiden Rusia, Gorbachef dengan tindakan pembaharuannya. Dan akhir-akhir ini dengan mulai pecahnya Negara-negara berfaham komunis yang di dalam perekonomian cenderung bersistem sosialis.
Sistem ekonomi sosialis disebut juga sistem ekonomi terpusat. Mengapa disebut terpusat? Karena segala sesuatunya harus diatur oleh negara, dan dikomandokan dari pusat. Pemerintahlah yang menguasai seluruh kegiatan ekonomi. Sistem perekonomian sosialis merupakan sistem perekonomian yang menghendaki kemakmuran masyarakat secara merata dan tidak adanya penindasan ekonomi. Untuk mewujudkan kemakmuran yang merata pemerintah harus ikut campur dalam perekonomian. Oleh karena itu hal tersebut mengakibatkan potensi dan daya kreasi masyarakat akan mati dan tidak adanya kebebasan individu dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Dasar yang digunakan dalam sistem ekonomi sosialis adalah ajaran Karl Marx, di mana ia berpendapat bahwa apabila kepemilikan pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan masyarakat yang berkelas-kelas sehingga akan menguntungkan semua pihak. Negara yang menganut sistem ini seperti Rusia, Kuba, Korea Utara, dan negara komunis lainnya.
Sistem ekonomi sosialis mempunyai ciri-ciri berikut ini.
·         Semua sumber daya ekonomi dimiliki dan dikuasai oleh negara.
·         Seluruh kegiatan ekonomi harus diusahakan bersama. Semua perusahaan milik negara sehingga tidak ada perusahaan swasta.
·         Segala keputusan mengenai jumlah dan jenis barang ditentukan oleh pemerintah
·          Harga-harga dan penyaluran barang dikendalikan oleh negara.
·         Semua warga masyarakat adalah karyawan bagi negara.
Negara yang menganut sistem ekonomi sosialis sudah tidak ada lagi. Uni Soviet (sekarang Rusia) beserta negara-negara pengikutnya telah gagal dalam menjalankan prinsip sosialisme sebagai cara hidupnya baik secara ekonomi, moral, maupun sosial dan politik. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya kemampuan pemerintah pusat untuk menangani seluruh masalah yang muncul, baik di tingkat pusat maupun ditingkat daerah. Selain itu, pada kenyataannya telah terjadi banyak penyelewengan yang dilakukan oleh pemerintah.

3.     Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran ini merupakan kombinasi logis dari ketidak sempurnaan kedua sistem ekonomi di atas (liberalism dan etatisme). Selain resesi dunia tahun 1930-an telah menjadi bukti ketidak sanggupan sistem liberalis, langkah Gorbachev dan bubarnya kelompok Negara-negara komunis, menjadi bukti pula kerapuhan system etatisme.
Sistem campuran mencoba mengkombinasikan kebaikan dari kedua sistem tersebut, diantaranya menyarankan perlunya campur tangan pemerintah secara aktif dalam kebebasan pihak swasta dalam melaksanakan kegiata ekonominya. Dengan keinginan seperti ini banyak Negara kemudian memilih sistem ekonomi campuran ini.
Pada sistem ekonomi campuran pemerintah melakukan pengawasan dan pengendalian dalam perekonomian, namun pihak swasta (masyarakat) masih diberi kebebasan untuk menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang ingin mereka jalankan. Adanya campur tangan dari pemerintah bertujuan untuk menghindari akibat-akibat yang kurang menguntungkan dari sistem liberal, antara lain terjadinya monopoli dari golongan-golongan masyarakat tertentu terhadap sumber daya ekonomi. Apabila kita cermati sebagian besar negara di dunia tidak ada lagi yang menggunakan salah satu sistem ekonomi. Mereka kebanyakan mengombinasikan dari sistem-sistem yang ada sesuai dengan situasi dan tradisi negara yang bersangkutan. Misalnya saja Amerika Serikat yang sangat terkenal dengan sistem ekonomi liberalnya.
Meskipun sistem ekonomi yang mereka tetapkan berpaham liberal, namun pada kenyataannya masih ada campur tangan pemerintah, misalnya dalam hal pembuatan undang-undang antimonopoli. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai sistem ekonomi campuran,
Ciri-ciri dari sistem ekonami campuran.
·         Sumber-sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah.
·         Pemerintah menyusun peraturan, perencanaan, dan menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan di bidang ekonomi.
·         Swasta diberi kebebasan di bidang-bidang ekonomi dalam batas kebijaksanaan ekonomi yang ditetapkan pemerintah.
·         Hak milik swasta atas alat produksi diakui, asalkan penggunaannya tidak merugikan kepentingan umum.
·         Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan sosial dan pemerataan pendapatan.
·          Jenis dan jumlah barang diproduksi ditentukan oleh mekanisme pasar.
Dengan demikian, dalam sistem perekonomian campuran ada bidang-bidang yang ditangani swasta dan ada bidang-bidang yang ditangani pemerintah. Sama halnya dengan sistem ekonomi lainnya, sistem ekonomi campuran juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Akan tetapi, kelebihan dan kekurangannya tergantung kepada setiap negara dalam mengatur sistem ekonominya tersebut.

C.   Perbedaan Macam Sistem Ekonomi
Perbedaan dari setiap macam sistem perekonomian Indonesia dapat dilihat dari kekurangan dan kelebihannya sebagai berikut :
Sistem Perekonomian Pasar (Liberalis / Kapitalisme)
Ø  Kelebihan sistem ekonomi liberal
·         Setiap individu diberi kebebasan memiliki kekayaan dan sumber daya produksi.
·         Individu bebas memilih lapangan pekerjaan dan bidang usaha sendiri.
·         Adanya persaingan menyebabkan kreativitas dari setiap individu dapat berkembang.
·         Produksi barang dan jasa didasarkan pada kebutuhan masyarakat.
·         Menumbuhkembangkan inisiatif dan kreativitas masyarakat dalam mengatur ke-giatan ekonomi karena masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah/komando dari pemerintah.
·         Barang yang dihasilkan bermutu tinggi, karena barang yang tidak bermutu tidak akan laku di pasaran dan adanya persaingan semangat antar masyarakat.
·         Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif ekonomi (mencari laba).

Ø  Kekurangan sistem ekonomi liberal
·         Muncul kesenjangan yang besar antara yang kaya dan miskin.
·         Mengakibatkan munculnya monopoli dalam masyarakat.
·         Kebebasan mudah disalahgunakan oleh yang kuat untuk memeras pihak yang lemah.
·         Sulit terjadi pemerataan pendapatan.
·         Cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh para pemilik modal.
·         Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu. Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat.
·         Pemerataan pendapatan sulit dilakukan, karena persaingan bebas tersebut.
Sistem Perekomonian Perencanaan (Etatisme/Sosialis)
Ø  Kelebihan sistem ekonomi sosialis
·         Semua kegiatan dan masalah ekonomi dikendalikan pemerintah sehingga pemerintah mudah melakukan pengawasan terhadap jalannya perekonomian.
·         Tidak ada kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin, karena distribusi pemerintah dapat dilakukan dengan merata.
·         Pemerintah bisa lebih mudah melakukan pengaturan terhadap barang dan jasa yang akan diproduksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
·         Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga.

Ø  Kekurangan sistem ekonomi sosialis.
·         Mematikan kreativitas dan inovasi setiap individu.
·         Tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya.
·         Kurang adanya variasi dalam memproduksi barang, karena hanya terbatas pada ketentuan pemerintah.
Sistem Ekonomi Campuran
Ø  Kelebihan sistem ekonomi campuran
·         Memiliki kepemilikan sumber daya kepada pemerinyah dan swasta
·         Harga pemerintah dapat mengintervensi
·         Persaingan terbuka bagi industri swasta
·         Mempunyai kepemilikan individu

Ø  Kekurangan sistem ekonomi campuran
·         Tidak ada

1 komentar: